Duduk Perkara Dokter Koas FK Unsri Pukuli Senior Gara-gara Jadwal Jaga Akhir Tahun, Lapor Ibu Lalu Berakhir Adu Jotos

Artikel

Media sosial dibuat geger setelah beredar video yang menunjukkan adegan adu jotos antara dua dokter koas dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang. Dokter koas yang menjadi korban pemukulan adalah Luthfi, sedangkan pelaku adalah Lady. Pemukulan ini juga melibatkan seorang pria yang disebut sebagai pegawai di bawah ibu dari Lady.

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unsri, Syarif Husni, menjelaskan kronologi penganiayaan tersebut. Syarif mengungkapkan bahwa peristiwa bermula dari masalah jadwal jaga akhir tahun. Luthfi, sebagai senior dari Lady, bertugas mengatur jadwal jaga para dokter koas di RSUD Siti Fatimah. Namun, jadwal yang dibuat Luthfi mendapatkan protes dari Lady.

Syarif menjelaskan, meskipun Luthfi sudah mengubah jadwal sesuai permintaan Lady, Lady tetap tidak puas dan melaporkan masalah ini kepada ibunya. Ibunya kemudian menghubungi Luthfi untuk bertemu di luar RSUD Siti Fatimah. Di pertemuan tersebut, percakapan antara mereka tidak berjalan baik. Seorang pria berbaju merah, yang disebut bekerja di bawah ibu Lady, tiba-tiba memukul Luthfi.

Dalam video yang viral di media sosial, terlihat beberapa orang mencoba melerai pertengkaran tersebut, tetapi usaha mereka gagal. Luthfi mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya akibat penganiayaan tersebut. Akibat kejadian ini, Luthfi bersama keluarganya kemudian pergi ke RS Bhayangkara Palembang untuk melakukan visum. Setelah melakukan visum, mereka melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sumatera Selatan.

Syarif Husni menyatakan bahwa penganiayaan yang dialami Luthfi membuatnya harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sementara itu, pihak Universitas Sriwijaya sudah memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap kejadian ini secara menyeluruh. Baik tim fakultas kedokteran maupun satgas investigasi internal dari Universitas Sriwijaya telah dilibatkan dalam proses investigasi ini.

Pihak universitas juga memanggil pihak terkait, termasuk para saksi, untuk memastikan penanganan masalah ini berjalan sesuai prosedur. Syarif berharap agar kejadian ini dapat ditangani secara transparan demi menciptakan lingkungan akademis yang sehat dan harmonis.(*)